PRICING


METODE PENETAPAN HARGA BERBASIS PERMINTAAN

SKIMMING PRICING
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen A tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan‑pertimbangan kualitas, inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhannya.
Bila segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga ini telah terpuaskan (dilayani dengan baik), maka perusahaan akan menurunkan harganya untuk menarik segmen pasar lainnya, yakni segmen yang lebih sensitif terhadap harga. Kadangkala penurunan harga ini diikuti pula dengan sedikit modifikasi produk.

Contoh :  Novel 'The Chamber' John Grisham ditawarkan pertama kali dalam edisi hardcover, kemudian beberapa waktu kemudian diproduksi pula edisi buku saku untuk Menjangkau segmen pasar lainnya.





PENETRATION PRICING

Strategi harga penetrasi adalah menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen.
Contoh :
Leo Kripik kentang yang melakukan penetrasi pasar dengan sisi kuantitas dan harga yang sama, isinya lebih banyak 25% dengan harga yang sama. Dengan slogan iklannya “Lebih banyak lebih puas”

Deterjen SoKlin MB, melakukan penetrasi dengan harganya yang sangat murah Rp. 500,- (gopek) dengan isinya lebih banyak 10%


PRESTIGE PRICING / HARGA PRESTIS
Merupakan strategi menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga konsumen yang sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk tersebut, dan kemudian membelinya. Sedangkan apabila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun. Produk-produk yang sering dikaitkan dengan prestige pricing antara lain adalah permata, berlian, mobil mewah, dan sebagainya.
Contoh :
·         Sportcar Lotus
Mobil super sport mewah asal inggris Dengan range harga kotor sekitar USD 47,000 s/d USD 75,000. Harga tersebut belum termasuk dengan surat-surat, pajak yang konon bisa mencapai tiga kali lipatnya untuk harga IDR-nya.
Memakai mobil ini yang dilihat adalah statusnya, “mewah, keren, dsb”, harga yang di berikan adalah harga dari nilai aktualisasi diri dan pencapaian diri sehingga jika mobil seperti ini di jual dengan harga murah konsumen malah akan bertanya dengan kualitasnya.
·  


PRICE LINING / HARGA LINI
Strategi harga lining pricing adalah memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang beda.

Contoh :
bioskop grup 21 memberikan harga standar untuk konsumen bioskop jenis standard dan mengenakan harga yang lebih mahal pada konsumen bioskop 21 jenis premier.

Produk Unilever, seperti shampo, pasta gigi, dll
 
Indofood dengan produknya mie goreng










 o   ODD PRICING / HARGA GANJIL
Strategi harga odd price adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah.
Contoh : HTC salsa yang dijual dengan harga Rp. 1.499.000,-. Disini menggunakan harga ganjil karena konsumen mungkin akan mengira Rp. 1.499.000,- dibanding dengan Rp. 1.500.000,-


BUNDLE PRICING
Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Metode ini didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket tertentu secara keseluruhan daripada nilai masing-masing item secara individual.

Contoh : HTC Salsa yang dibundling dengan paket XL, jadi dengan paket bundling tersebut konsumen mendapat handphone sekaligus sim card ditambah dengan layanan internet unlimited yang telah disediakan XL dengan paket seperti ini konsumen lebih banyak tertarik daripada harus repot membeli satu persatu.


DEMAND-BACKWARD PRICING
Perusahaan kadangkala memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen untuk produk-produk yang relatif mahal. Kemudian perusahaan yang bersangkutan menentukan marjin yang harus dibayar kepada wholesaler dan retailer.  Setelah itu barulah harga jualnya dapat ditentukan.
Contoh : Oriflame, Olay







METODE PENETAPAN HARGA BERBASIS BIAYA


STANDARD MARKUP PRICING:
Dalam standard markup pricing, harga ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk. Misalnya, pakaian dikenai tambahan 15%, sepatu 20%, arloji 25%, hem 15%, dan lain‑lain.

Metode ini banyak diterapkan di supermarket seperti alfamart, indomaret, carrefour, giant dan toko‑toko eceran lainnya yang menawarkan banyak lini produk. Persentase markup bervariasi besarnya, tergantung pada jenis toko eceran (pakaian , grosery, atau furniture) dan jenis produk yang dijual. Biasanya produk‑produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih kecil daripada produk‑produk yang tingkat perputarannya rendah.

SINGLE ZONE PRICING:
Dalam metode ini semua pembeli membayar delivered price yang sama di mana pun mereka berada.
Metode yang dikenal pula dengan istilah postage stamp pricing ini, banyak diterapkan jika biaya transportasi atau ongkos kirim merupakan jumlah yang tidak terlalu signifikan dalam struktur biaya total pada produsen.
Contoh : Garnier Light Cream, yang mematok 1 harga untuk semua wilayah di Indonesia.

MULTIPLE ZONE PRICING:
Dalam metode ini perusahaan membagi daerah penjualannya menjadi beberapa daerah geografis.
Setiap pembeli yang berada dalam daerah yang sama akan menanggung delivered price yang sama.
Harga akan berbeda antar daerah geografis yang berlainan, tergantung pada biaya transportasi ke daerah tersebut, tingkat persaingan, dan permintaan di daerah tersebut.
Contoh : Oke Shop, Selular Shop,  JNE,  TIKI;

FOB WITH FREIGHT ALLOWED PRICING:
Pembeli berhak mengurangkan biaya pengangkutan dan harga produk.
Jadi, penjual menanggung pula biaya pengangkutan selain biaya pemuatan produk ke kendaraan pengangkut.
Contoh : Grosir Baju, Elektronik, dll yang pembeliannya dalam jumlah besar.

BASING POINT PRICING:
Dalam metode ini perusahaan memilih satu atau beberapa lokasi geografis (basing point) yang akan dijadikan dasar dalam menetapkan harga produk ditambah biaya pengangkutan yang akan dibebankan kepada pembeli
Contoh : Majalah, Tabloid yang menentukan harga jawa dan luar jawa berbeda

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PRICING"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel